Demikianlah mereka
bukan lagi dua, melainkan satu.
Karena itu, apa yang
telah dipersatukan Allah,
tidak boleh diceraikan manusia.
tidak boleh diceraikan manusia.
itulah yang terlontar dariku saat kakakku, Yanuar Sento melangsungkan pernikahan di GKJ Gondokumusa
(Sawo Kembar), Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo 40 Yogyakarta dengan mempersunting Kintaka Ndhita Puspita Resmi pada bulan Juli 2010.
(tanggalnya lupa X_X hehehe...)
(tanggalnya lupa X_X hehehe...)
Saat kebaktian berlangsung, diriku sempat teringat isi Alkitab yang menyatakan : Tuhan berfirman, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." (Kejadian 2 : 18).
Begitulah Tuhan pun mengirimkan seorang penolong bagi kakakku, Yanuar.. Kiranya Allah memasang gembok pada ikatan pernikahan mereka sebagai wujud dukungan dan pemenuhan yang melekat pada komitmen seumur hidup mereka,
Dalam suka dan duka, ..... sampai maut memisahkan
Kehidupan pernikahan, bukan upacara pernikahan semata, itu adalah
mukjizat sejati. Setiap orang bisa menikah, tetapi hanya Allah yang bisa
menciptakan sebuah kehidupan pernikahan yang sejati. Aku hanya bisa mendukung
dalam doa, kiranya melalui pernikahan ini kalian menjadi keluarga yang
diberkati dan memberkati.
Banyak
sukacita dan kebahagian yang dirasakan selama acara pernikahan ini dan biarlah
perasaan itu tidak luntur oleh waktu.
Akhirnya aku memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan karena semua, pernikahan Yanuar & Kinta dapat terjadi dan
berjalan baik itu karena rencanaNYA indah pada waktuNYA. Terima kasih Tuhan.
Perenunganku.. Allah bukan sekadar arsitek pernikahan tetapi juga pengikat dalam pernikahan. Sebuah pernikahan hendaknya merupakan ikatan dari tiga pribadi: istri, suami, dan Yesus Kristus. Dasar dari pernikahan orang Kristen sesungguhnya adalah komitmen untuk mengasihi dan menghormati Allah.
Yogyakarta, Juli
2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar